Pada hari minggu seminggu sebelum kejadian. Saya mendapat kabar dari ketua badan teliksandi PSIK ITB (namanya rahasia lah). Beliau mengatakan bahwa hari sabtu akan ada demo ke ITB. Mendapat kabar seperti itu, saya bertindak sangat hati-hati, mengingat perlu adanya pengkajian mendalam. Beritanya hanya ada bahwa akan ada rakyat dari gedebage yang tidak suka dengan PLTSa yang akan dibangun disana.
Maka dari itu, saya membentuk badan pencari fakta dan membuat sebuah operasi Zimmer untuk mencari fakta dari siapa yang akan berada dibalik rakyat gedebage. Pada hari rabu, didapatkan kepastian akan adanya aksi hari sabtu, yang akan ada dibelakangnya adalah walhi dan KMBB (komunitas masyarakat bandung bermartabat). Maka dari itu, saya segera membentuk operasi baru yaitu operasi Guttentag, untuk mengarahkan agar aksi tersebut damai selalu.
Kemudian pada hari kamis, keadaan berubah, keputusan aksi hari Senin, saya menghubungi KM ITB untuk ikut serta menengahi massa. Kemudian saya terus menerus mengawasi dari jauh, karena saya kena mencret! Ok, pada hari sabtu saya mengirim orang untuk live in di gedebage. Ok, saya juga lapor ke satpam
Hari-H
Pada hari ini, saya baru lapor ke rektorat, dan reaksi mereka sangat gokil... Mereka gelagepan!! Ternyata mereka belum siap juga untuk hari ini, kemudian saya berikan beberapa masukkan mengenai teknis hari H. Jam 11 saya dipanggil oleh pak Jaji, saya jelaskan bagaimana kejadiannya. Beres urusan, jam 12 para pendemo dateng. Saya kecewa karena mereka membawa teklap yang tak sesuai dengan kesepakatan. Saya marah dengan mereka, kecewa! Kemudian, saya dan Hanief mencoba untuk menenangkan massa, tapi gagal, kemudian saya berkata kepada rahmat jabaril " Well, keadaannya tidak kondusif, tujuan anda kemari kayaknya gak bakal terpenuhi, lebihbaik pindah ke gedung sate aja!". Ya sudah selesai lah hari yang menegangkan tersebut.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment