Lebih dari 500 orang berkumpul, berdoa dan berdiskusi bersama dijalan Cipete Raya Jakarta Selatan, kemarin hari Senin, 19 Maret 2007। Mereka berdatangan dari penjuru Jakarta untuk sholat subuh dan berdoa bersama, mengadu pada ALLAH SWT tentang musibah bertubi-tubi yang terjadi dinegeri tercinta Indonesia. Mereka juga berdoa agar para pemimpin dan pejabat negeri ini mendapatkan petunjuk dan hidayahnya dalam membawa lebih dari 200 juta jiwa bangsa ini kedepan.
Dan merekapun juga memohon petunjuk NYA agar tetap bisa melangkah dengan tegar, walaupun beberapa suara-suara menyatakan bahwa mereka sedang dikeroyok oleh para elite-elite politik negeri ini. Banyak mereka yang sudah berusia lanjut, pemuka agama, pemuka masyarakat, pensiunan atau bahkan yang sudah merasakan pahit getirnya medan peperangan negeri ini harus memikul beban dipojokan. Beberapa yang hadir tidak kuasa menahan air mata ketika berdoa kepada NYA. Mereka mengadu pada yang menciptakannya, betapa hanya untuk memilih pemimpinnya di Jakarta saja, fitnah-fitnah ideologis harus ditebar hembuskan.
"Sebagai Shohibul Bait (tuan rumah) saya mengajak teman-teman untuk berbesar hati dan tetap sabar. Kita harus merasa tersanjung dan tidak perlu khawatir terhadap maneuver-manuver siapapun, karena segala sesuatunya DIA yang menentukan. Kita hanya berusaha dan DIA yang maha tahu," kata Adang Daradjatun sebagai tuan rumah dikediamannya ketika berdiskusi seusai sholat subuh tersebut.
Sesi diskusi yang berlangsung cukup hangat itu diawali sharing pendapat dari berbagai kalangan. Ada yang menyampaikan pendapatnya, ada yang memberi saran kepada Bang Adang dan ada juga yang bertanya kepada Bang Adang tentang kondisi Jakarta menjelang pemilihan gubernur.
"Saya ini sudah 30 tahun berjuang untuk merah putih dan Pancasila. Bahkan 3 kali saya mempertaruhkan nyawa saya di Timor Timur demi merah putih. Lha kalau sekarang ada orang yang meragukan ideology dan Pancasilais saya, saya Cuma mengatakan Subhanallah. Semoga ALLAH memberikan kejernihan hatinya dan mengampuni kata-kata fitnahnya", kata salah seorang mantan Kolonel yang hadir pada pertemuan tersebut.
Bekas Wakapolri yang juga calon gubernur dari fraksi PKS itu mengaku tidak khawatir dengan maneuver partai yang mengeroyoknya dalam pemilihan gubernur mendatang. Pasalnya gubernur saat ini akan dipilih langsung oleh rakyat dan bukanya oleh elite-elite partai politik.
Soal PKS dan pendukungnya jadi musuh ideology bersama partai yang berkoalisi, bang Adang menjawab bahwa itu hanya isu untuk menggembosi PKS. "Pancasila, NKRI dan UUD 45 sudah final bagi saya dan PKS. Jadi tidak ada yang perlu dibahas lagi. Saya pertanyakan orang itu, kalau sudah 30 tahun masih diragukan merah putih saya.", lanjut Adang.
"Pak Adang, saya merasa kenapa hanya untuk memilih pemimpin Jakarta kok beberapa elite politik hharus mendebarkan fitnah ke PKS dan pendukungnya?. Apakah segitu dangkalnya yaa elite partai politik itu pak?", tanya Wahid dari Kebagusan Jakarta Selatan.
No comments:
Post a Comment