Tuesday, May 13, 2008

Ekonomi dan Konsekuensi Akibat Kenaikan Harga BBM

Isu mengenai kenaikan BBM lagi hangat-hangatnya akhir-akhir ini. Terjadi kontroversi apakah pemerintah seharusnya menaikkan BBM atau tidak. Dengan harga BBM yang mencapai 120-an dollar tampaknya gak ada cara lain selain naikkin harga BBM. Well, gw tertarik untuk membahasnya nih... En, kepada Pak Keynes di surga, gw pinjem judul buku lu (tapi gw modif) dan pemikiran lu dikit yak....


Pertama-tama, kenaikan harga BBM ini akan membuat sektor industri terpukul, jelas karena mereka menggunakan energi paling banyak dari BBM ini. Sementara pengganti dari BBM ini juga belum efisien pemanfaatannya. Kata Hendrawan Supratikno bila BBM dinaikkin sebesar 30 persen disimulasikan akan ada penurunan dari PDB sebesar 4,11 % dan inflasi yang sebesar 26,94 % pertahun. Nah, kata hendri saparini akan ada pemotongan jumlah karyawan sebesar 250 orang persektor industri. Kalo urusan inflasi sih, gw cuek aja... asalkan rakyat masih bisa makan.

Sekarang, gw maw bedah ini masalah pake rumus dari Keynes yang ini : PDB = Investasi + konsumsi + (Export-import) + (belanja negara - penerimaan negara). Sebelum kita membedah, coba kita liat dl permasalahan seperti berikut. Pada tahun 2005 yang lalu ada kenaikkan pajak, pemerintah mengambil pajak-pajak baru dan retribusi yang lumayan tinggi (penerimaan negara). Kemudian, baru-baru ini pemerintah menerbitkan obligasi ritel (ORI, istilah gampangnya pemerintah minjem duit dari rakyat) hal ini membuat investasi dari masyarakat berkurang karena mendingan beli ORI daripada investasi riil, karena dijamin oleh pemerintah. Kemudian konsumsi, karena kenaikkan BBM ini, orang mengurangi konsumsi aggregatnya lah... So, ada setidaknya 3 faktor yang membuat PDB kita turun (jangan percaya kalo ekonomi kita tumbuh, lihat sekeliling, kita udah diboongin. teorinya 1% pertumbuhan ekonomi menghasilkan 400 rb lapangan kerja, nyatanya kurang. Jadi ada dua kemungkinan teorinya gagal, ataw pemerintah boong. Gw percaya yang kedua). Jadi, pasti lah ada pertambahan jumlah kemiskinan.

Kemiskinan ini parah.... Kata nabi Muhammad SAW (CMMIW) kemiskinan dekat pada kekufuran... Yap, bener banget... Filem porno, kejahatan dll bakal nambah pesat dimasa depan. Belom lagi bakal ada aliran-aliran aneh, karena orang bakal ikut siapa aja yang ngasih solusi disaat kek gini. Penyakit seksual cem HIV yang notabenenya banyak terjangkit pada kaum miskin pun bakal bertambah. Et, belom selesai.... Kurang gizi.... Yap, anak mereka pasti bakal kurang gizi karena makannya dikit... Orang kurang gizi ini bakalan oon... Percuma dibikinin sekolah gratis, pendidikan diperbaharui, kita ngasih buku-buku gratis... Otaknya obsolete! Kagak ngaruh... Kalo komputer enak tinggal ganti bagiannya, kalo orang? Belom lagi, yang gantung diri, bakar anak dll.... pasti tambah banyak aja....

Kemudian, kita sampe pada bagian ngawurnya pemerintahan SBY... Doi bilang, kalo anggaran defisit! Padahal, belom setaun yang lalu kita udah bayar lunas utang IMF dan tahun 2005 (CMIIW) yang lalu juga doi janji gak bakal naikkin harga bbm sampe 5 tahun, yang naikkin pajek belom gw itung ya... Nah, abis itu sekarang doi bakal ngurangin pengeluaran pemerintah, ini gw dapet info dari orang Pekerjaan Umum. Ini ide yang paling tolol. Masih inget rumus PDB : Investasi + Konsumsi + (Ekspor - Impor) + (Belanja - Penerimaan)... Dari rumus ini aja udah jelas... Investasi turun, Konsumsi turun, Ekspor ngarep naek... Cuma Belanja yang harus naik... APBN harus defisit! Biar rakyat gak jadi miskin... ini malah belanja dipangkas... tah apa-apa... dana disimpen aja di cadangan devisa... Eh, untuk strategi penanggulangan orang miskin dikasih bantuan langsung tunai... Emang rakyat RI pengemis apa... Bikin proyek dong! Nambel jalan kek, ganti bohlam jalan kek... Tu, udah banyak disekitar kita jalan yang keriting...

Jadi, pemerintah harus bikin proyek ini.... Mahasiswa gak boleh diem aja, kita harus bergerak, menuntut pemerintah untuk melaksanakan proyek2 atau tidak menaikkan harga BBM!

4 comments:

Saham said...

Menurut saya tidaklah tepat untuk menaikan harga BBM. Saya mengerti bahwa ini dilakukan karena harga minyak dunia semakin tinggi tapi selalu ada jalan menuju Roma. Caranya ? saya juga tidak tahu, pemerintah harus memikirkannya karena BBM menyangkut kepentingan orang banyak.

Anonymous said...

Ada beberapa miss informasi yg apa itu yg dimaksud dengan defisit, dengan subsidi dll yg membuat suatu pengertian bahwa pemerintah lagi miskin2nya, padahal mungkin sebenarnya enggak. Menganalisa secara makro kadang kala bertentangan dengan analisa secara mikro. Kadang menaikkan harga jual minyak dpt meningktkan indikator makro tapi tidak mikro. Kenyataan yang ada adalah makin tahun produksi minyak indonesia selalu menurun. Ini bisa ada dua artian , bisa memang cadangannya makin tipis, bisa jadi ongkos ambil minyak makin mahal sehingga produksinya dikurangi. Minyak bukan tak terbatas, sedangkan demand selalu naik / tetap. Pengelolaan resource jenis ini ga bisa dipukul rata dgn harga murah dan bersubsidi, harus diklasifikasi mana yg mengikuti harga pasar, mana yg disubsidi, mana yg harus ditetapkan oleh pemerintah, mana yg cukup menggangti Cost recovery saja. Kalo semuanya dipukul rata bersubsidi jelas negara akan colaps, krn seluruh anggarannya habis hanya buat subsidi minyak, shg anggaran untuk membangun menjadi tidak ada. Satu sisi ada keuntungan dengan kenaikan harga minyak yaitu mendorong penggunaan tool yg lebih efisien dan efisiensi meskipun hukum pareto di first welfare economic juga masih menjadi pertanyaan apakah bisa menyejahterakan satu pihak tanpa menurunkan tingkat kesejahteraan pihak lain bisa terjadi atau tidak. Tapi itulah fungsinya negara, salah satunya menyeimbangkan kesejahteraan rakyatnya.
Kesimpulan saya, ga selalu menaikkan harga BBM adalah keputusan yang salah.

Anonymous said...

Seharusnya pendidikan ke masyarakat yang harus dilakukan adalah bahwa minyak bumi bukan sumber daya yang tak terbatas, maka tidak tepat harus murah dan harus ada melimpah, yang benar adalah harga harus pantas dan penggunaannya harus bijak

Anonymous said...

Article loe bikin pusing, dan memancing orang berkomentar mengarah absurd...