Monday, December 22, 2008

Saya dan Napoleon

Beberapa test kepribadian menyebutkan bahwa saya mirip dengan Napoleon. Sebenernya, ada betulnya jg... berikut ini adalah hal yang saya dan Napoleon lakukan.

1. Mengkudeta penguasa sebelumnya? Sudah dan Sukses... Kudeta itu menyenangkan...
2. Mengangkat diri menjadi Kaisar? Sudah dan sukses... memang apa lagi yang lebih baik dari Kaisar?
3. Membuat Aturan Sendiri dan memaksakan kepada orang lain? Sudah tapi kurang sukses...
4. Menjalin hubungan baik dengan musuh yang mau bekerja sama? Sudah dan sangat sukses... beberapa kelompok musuh sudah berhubungan baik...
5. Mendendam dan menunggu kesempatan baik untuk menyerang? Hmmm.... satu kelompok sudah kena getahnya tuh...
6. Mencintai bangsawan untuk mendapatkan darah priyayi? Tepat sekali, itu lah mengapa saya bisa tahan sama dia...

Ada beberapa hal yang Napoleon lakukan dan kemungkinan besar akan dilakukan oleh saya...

1. Menghancurkan siapa saja yang tidak sepakat? Hmm... memenjarakan Tokoh Agama (Paus Pius VII) karena tidak mau menggunakan aturannya? Gak pernah ada ide yang lebih baik dari itu...
2. Menceraikan istri gara-gara g bisa hamil? Pasti itu, kaisar butuh pewaris...
3. Bersikap baik kepada Yahudi dan Cina? Hey, mereka sangat pintar, lebih baik bekerja sama deh...
4. Menyebarkan pengaruh? Tidak ada yang lebih manis daripada kekuasaan bung!
5. Kalo kalah, bangkit kembali? itu pasti kawan...

Dan beberapa hal yang Napoleon lakukan dan ga bakal saya lakukan...
1. Dikuasai istri? Males dah... gara-gara Marie Louise (istri kedua)... Napoleon kalah di Palagan Leibzig...
2. Berperang? Terlalu berdarah kawan... tidak bisa kah berkuasa secara damai?
3. Nikah dengan janda yang g jelas? males bet, makanya si Napoleon g punya anak dari istri pertama (Josephine de Beauharnais)...
4. Bertarung Yang Sudah Pasti Kalah? Menyerang Rusia? udah gila apa? Semua Penguasa g ada yang bisa ngalahin Rusia! Mencoba ngalahin AL Inggris? Ngawur!
5. Ngambil Istri Bawahan? Kek udah ga ada ce lain aja....

Yah begitulah saya dan Napoleon...

Sunday, December 21, 2008

Selamat Jalan Kekasih

Entah mengapa akhir-akhir ini, saya selalu ingin menyanyikan lagu :

Selamat Jalan Kekasih
karya rita efendi

Berpisah denganmu
T'lah membuatku semakin mengerti
Betapa indah saat bersama
Yang masih selalu ku kenang

reff:
Selamat jalan kekasih
Kaulah cinta dalam hidupku
Aku kehilanganmu
Untuk selama-lamanya

Cukup sekali
Kau lukai hati ini
Tak ingin terulang kembali
Kau tinggalkan ku sendiri
reff:

Aku cinta padamu
Aku masih menyayangimu
Walau hanya dihati saja
Untuk selama-lamanya
reff:

Aku cinta padamu
Aku masih menyayangimu
Walau hanya dihati saja
Untuk selama-lamanya

Aku kehilanganmu
Untuk selama-lamanya

Wednesday, December 17, 2008

Kenapa ya?

Kenapa sih, keputusan yang tidak populer bangsa ini diambil sewaktu ITB Ujian?

Beberapa keputusan tersebut adalah :
1. Kenaikan BBM tahun kemaren, sekitar bulan desember 2007
2. Kenaikan BBM tahun ini, sekitar April-Mei 2008
3. RUU APP sekitar oktober 2008
4. RUU BHP Desember 2008

Cuma ITB doang yg ujian apa universitas lain ujian jg? Bagi2 dong infonya, gw curiga ini taktik pulitik... biar mahasiswa g pada demo...

Thursday, December 11, 2008

Dunia Bolak Balik

Untuk suatu hal di dunia ini dianggap lumrah, namun jika dibalik tidak dianggap lumrah seperti fakta-fakta berikut
1. Polisi berpakaian preman (lumrah)
Preman berpakaian polisi (tidak lumrah, walaupun sebenarnya ini lah yang terjadi)
Polisi tidak berpakaian (lumrah kalo sedang mandi)

2. Seorang dinda berkata kepada saya "Van, lo engga pernah nerima gw apa adanya, kita putus aja". Terus saya jawab, "Lah, lo juga engga pernah nerima gw yg g bisa nerima lo apa adanya?!"

3. Seorang mahasiswa jujur berkata tidak nasionalis (tidak lumrah dan dicerca)
Seorang Presiden nasionalis, tapi membohongi rakyat dengan mengatakan premium bersubsidi di Rp 5500 walaupun sebenarnya harga jual ekonomisnya sebesar Rp 5200-an, dan dengan bangganya beriklan kalau itu adalah hasil jerih payahnya (lumrah dan belum dicerca)

Begitulah fakta yang terjadi di dunia bolak balik.

Saturday, December 06, 2008

Bandung-Jogja-Jakarta Dalam Semalam!

Pada hari sabtu minggu lalu, yaitu tanggal 29 November, saya sedang menjenguk si Dinda di rumah kakeknya karena sakit. Ternyata sesampainya disana, dia masih baik-baik saja. Tak lama saya dirumah kakeknya Dinda, tiba-tiba telepon berbunyi. Ternyata, Ibu saya mengabarkan bahwa kakek saya telah meninggal dunia. Beliau berpesan agar langsung saja ke Jogja. Saya langsung pergi ke stasiun bersama Dinda. Namun sebelumnya saya membeli makanan kucing untuk piyo-piyo kucingnya Dinda.

Saya beli tiket untuk ke Jogja distasiun, kemudian, saya kembali ke kosan untuk siap-siap. Didalam perjalanan, terjadi hujan yang sangat deras, saya dan Dinda kehujanan. Sesampainya di stasiun, saya ganti baju dan menitipkan baju yang basah tersebut kepada Dinda untuk dicuci.

Kereta saya berangkat jam 4 sore. Diperjalanan saya tidak dapat tidur, karena ada banyak pedagang asongan dan juga para pengemis anak-anak yang mengetuk-etuk jendela untuk meminta uang dan bila tidak dikasih dia melempar dengan batu. Duh, pengalaman mengerikan sekaligus lucu. Karena tidak bisa tidur, saya mengobrol saja dengan beberapa orang di perjalanan tersebut. Pahitnya, setelah sampai di stasiun kroya, saya mendapat kabar bahwa jenazah sang kakek sudah dibawa ke Jakarta! "Kok g ada yang ngasih tau sih?" saya membatin. Namun untungnya, ada ibu saya yang menunggu di Jogja.

Kereta mutiara selatan itu, sampai tepat waktu di stasiun tugu, jam disana menunjukkan pukul 1.30 malam. Tiba-tiba ada yang memanggil nama saya, setelah saya lihat, ternyata itu ibu saya dan tante saya yang ada di Jogja. Kami berkelakar mengenai rute baru untuk sampai ke Jakarta, yaitu melewati Jogja terlebih dahulu. Saya dan ibu saya telah dipesankan oleh tante saya tiket ke Jakarta pukul 6 pagi dengan pesawat Garuda dari Bandara Adisucipto. Kami diantar ke bandara oleh tante saya pada pukul 2 pagi. Suasana bandara begitu sepi, karena mengantuk, kami tidur di mushola bandara sampai waktu subuh. Setelah jam dinding bandara menunjukkan pukul 5 pagi, mulai ada aktifitas di bandara dan kami check-in. Pukul 5.30 kami boarding, dan Garuda take-off jam 6 pass.

Sesampainya dijakarta, saya tidur lagi didalam mobil menuju ke rumah, mengingat tugas berat yang dibebankan untuk menggotong jenazah ke liang lahat membutuhkan energi yang besar! Selagi dijalan, saya berdoa agar Kakek saya diterima disisi-Nya, entah siapa pun namanya itu.

Ucapan Terimakasih kepada :
Ibu : karena sudah rela menunggu di jogja
Tante Ipet : karena telah mengurusi pemakaman Kakek saya
Ayah : karena sudah membawa pulang Jenazah
Mas Adi : karena sudah menjemput
Dinda : karena sabar dalam hujan dan mau mencuci baju saya
Teman-teman dikereta : karena menjadi teman yang menyenangkan dalam perjalanan